Ada beberapa pengertian
tentang Perkembangan Organisasi, diantaranya :
a. Strategi untuk merubah
nilai-nilai daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi
itu dapat beradaptasi dengan dengan lingkungannya.
b. Suatu penyempurnaan
yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi.
c. PO merupakan suatu
proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang
dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi.
d. PO merupakan suatu
pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas
organisasi
e. PO lebih menekankan
pada system sebagai sasaran perubahan.
f.
PO meliputi perubahan
yang sengaja direncanakan
Dari beberapa pengertian diatas,dapat kita simpulkan
bahwaPengembangan Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan
efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan
keinginan bersama akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan
keorganisasian. Pengembangan organisasi (PO) sebagai suatu disiplin
perubahan perencanaan yang menekankan pada penerapan ilmu pengetahuan dan
praktek keperilakuan untuk membantu organisasi-organisasi mencapai efektivitas
yang lebih besar. Para manajer dan staf ahli harus bekerja dengan dan melalui
orang-orang untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dan PO dapat membantu mereka
membentuk hubungan yang efektif di antara mereka. Di dalam menghadapi
akselerasi perubahan yang semakin cepat, PO diperlukan untuk bisa mengatasi
konsekuensi-konsekuensi dari perubahan tersebut.
a. Sejarah Perkembangan
Organisasi
Teori Organisasi meliputi teori organisasi klasik,
teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.
1. Teori Organisasi Klasik
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang
disebut juga teori tradisional yang berisi konsep-konsep tentang organisasi
mulai tahun 1800( abad 18).
Dalam teori ini, organisasi secar umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai organisasi yang sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku dan tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi didefinisikan sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain bila orang-orang bekerja sama. Teori Klasik berkembang dalam 3 aliran yaitu: teori birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah.
Dalam teori ini, organisasi secar umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai organisasi yang sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku dan tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi didefinisikan sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain bila orang-orang bekerja sama. Teori Klasik berkembang dalam 3 aliran yaitu: teori birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah.
1) Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic dan Spirit of Capitalism”.
Karakteristik-karakteristik birokrasi menurut Max Weber:
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic dan Spirit of Capitalism”.
Karakteristik-karakteristik birokrasi menurut Max Weber:
1. Pembagian Kerja yang
jelas.
2. Hirarki wewenang yang
dirumuskan secara baik
3. Program rasional dalam
mencapai tujuan organisasi
4. Sistem prosedur bagi
penanganan situasi kerja
5. Sistem aturan yang
mencakup Hak dan Kewajiban posisi para pemegang jabatan
6. Hubungan antar pribadi
yang bersifat impersonal.
2) Teori Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
Henri Fayol mengemukakan dan mambahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori ini yaitu:
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
Henri Fayol mengemukakan dan mambahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori ini yaitu:
1. Pembagian Kerja /
Division of Work
2. Wewenang dan Tanggung
jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan perintah
5. Kesatuan pengarahan
6. Mendahulukan
kepentingan umum dari pada pribadi
7. Balas jasa
8. Sentralisasi
9. Rantai scalar
10. Aturan
11. Keadilan
12. Kelanggengan personalia
13. Inisiatif
14. Semangat korp
3) Manajemen Ilmiah
Manajemen Ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor tahun 1900. Ada beberapa pendapat tentang manajemen ilmiah, salah satunya adalah mengatakan manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
Taylor mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu:
Manajemen Ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor tahun 1900. Ada beberapa pendapat tentang manajemen ilmiah, salah satunya adalah mengatakan manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
Taylor mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu:
1. Menggantikan
metoda-metoda kerja dalam praktek dengan berbagai metoda yang dikembangkan atas
dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
2. Mengadakan seleksi,
latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
3. Pengembangan ilmu kerja
serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan.
4. Untuk mecapai manfaat
manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan.
Teori organisasi klasik sepenuhnya hanya menguraikan anatomi organisasi formal. Dalam organisasi formal ada empat unsure pokok yang selalu muncul, yaitu:
Teori organisasi klasik sepenuhnya hanya menguraikan anatomi organisasi formal. Dalam organisasi formal ada empat unsure pokok yang selalu muncul, yaitu:
1. System Kegiatan yang
terkoordinasi
2. Kelompok orang
3. Kerjasama
4. Kekuasaan dan
kepemimpinan
Menurut para pengikut aliran teori klasik, adanya
suatu organisasi formal sangat tergantung pada empat kondisi pokok, yaitu:
1. Kekuasaan
2. Saling melayani
3. Doktrin
4. Disiplin
2. Teori Organisasi
Neoklasik
Teori Neoklasik secara sederhana dikenal
sebagai aliran hubungan manusiawi(The Human Relation Movement). Teori neoklasik
dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan
pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai
bagian kelompok kerjanya. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi
percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga
Munsterberg.
Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut:
Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut:
1) Partisipai
2) Perluasan kerja{
3) Manajemen bottom-up{
3. Teori Organisasi Modern
Teori modern biasanya disebut juga sebagai
analisa sistem pada organisasi. Teori modern melihat bahwa semua unsur
organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya
mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan
dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka.
Teori modern dikembangkan tahun 1950, dalam banyak hal yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan tersebut diantaranya:
Teori Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal.N
Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh, lebih dinamis dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.N
Teori Modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu:
Teori modern dikembangkan tahun 1950, dalam banyak hal yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan tersebut diantaranya:
Teori Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal.N
Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh, lebih dinamis dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.N
Teori Modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu:
1. Komunikasi
2. Konsep keseimbangan
3. Proses pengambilan
keputusan
4. Tujuan Perkembangan
Organisasi ;
a) Menciptakan
keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi.
b) Menciptakan kemampuan
memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
c) Menciptakan keterbukaan
dalam berkomunikasi.
d) Merupakan semangat
kerja para anggota organisasi dan kemampuan
mengendalikan diri.
mengendalikan diri.
A. Karakteristik
Pengembangan Organisasi
Karakteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah
laku suatu badan / institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu
maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu
fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga
orang-orang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri.
Jadi semua mengarah kepada mutu yg ditentukan oleh 2 hal seperti yg tertulis
sebelumnya.
Secara umum
karakteristik pengembangan organisasi :
a) Keputusan yang penuh
pertimbangan maksudnya adalah suatu hasil yang diperoleh berdasarkan strategi
yang telah direncanakan dalam rangka mewujudkan perubahan organisasional yang
memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan
yang dihadapi oleh organisasi.
b) Diterapkan pada semua
sub-sistem manusia baik individu, kelompok, dan organisasi maksudnya adalah
menerapkan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh
organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
c) Menerima intervensi
baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar
mekanisme organisasi maksudnya adalah menerima segala bentuk campur tangan
misalnya dalam bentuk pendapat, baik dari anggota yang termasuk dalam sebuah
organisasi atau berbagai pihak dari luar organisasi.
d) Kolaborasi maksudnya
adalah kerjasama antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang
akan terjadi.
e) Teori sebagai alat
analisis maksudnya adalah menggunakan pengertian yang disebutkan secara
tertulis lalu diterapkan sebagai alat analisis untuk mendapatkan suatu hasil
yang memuaskan dari suatu pengembangan organisasi.
f)
Mengutamakan potensi
manusia maksudnya adalah mengandung nilai humanistik dimana pengembangan
potensi manusia menjadi bagian terpenting.
g) Interaksi dan
Interpendensi maksudnya adalah menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu
memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara
berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
h) Pendekatan Ilmiah maksudnya
adalah menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas
organisasi.
B. Organisasi Masa Depan
Setiap organisasi pasti akan menghadapi
persaingan yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun
potensial, yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi.
Sebuah organisasi pada hakekatnya dibangun oleh sekumpulan orang-orang dengan
tujuan bersama, bukan tujuan yang sama.
Dalam organisasi (baik organisasi perusahaan
maupun nonperusahaan) yang dipentingkan ketika pertama kali berdiri adalah
arahannya. Mau kemana orang-orang yang di dalam organisasi itu. Dengan kata
lain apa tujuannya. Jika dalam horizon waktu yang lebih lama, apa visinya.
Jadi, bukan penekanan pada organisasi seperti apa yang akan dibangun pertama
kali.
Tren ke masa depan di dalam pengelolaan
organisasi salah satunya adalah adanya konsep Lean organisasi. Jika memasuki
era milenium banyak sekali konsep lean di dunia manufaktur, maka sekarang sudah
banyak juga yang membahas mengenai konsep lean organization. Dasar filosofisnya
hampir sama dengan lean manufacturing. Yakni mengacu pada efisiensi dan
efektivitas pengelolaan organisasian. Hemat dan cermat. Katakanlah tingkat
koordinasi dalam sebuah organisasi yang memerlukan banyak middle management,
maka jika sekiranya malah membebani informasi yang akan disampaikan ke atas,
posisi middle management dapat dihapus perlahan.
Konsep lain yang menjadi ideologi organisasi di
masa depan adalah organisasi virtual. Tantangan dunia di masa depan mengarah ke
hal tersebut. Yakni dunia maya yang penuh komunitas industri (cyberspace
industrial community). Virtual tidak sama dengan fatamorgana. Jika virtual
adalah sesuatu yang tidak berbentuk (Organisasi tidak berbentuk / OTB) dan
menghasilkan sebuah kegunaan. Sedangkan fatamorgana adalah sesuatu yang tidak
berbentuk tetapi tidak nyata. Salah satu contoh yang sudah ada dalam konsep
organisasi virtual adalah situs rajapresentasi dot kom. Situs penyedia
presentasi dari buku-buku referensi sesuai keinginan pelanggan. Di situ hanya
ada satu bagian saja yang merangkap sebagai pemasaran, administrator,
penerjemah, sekaligus direktur. Dan bisa dikatakan organisasi raja presentasi
tanpa kantor nyata. Sehingga virtual tetapi hasil nyatanya ada.
Apa yang akan terjadi di masa yang lebih
mendatang lagi, dengan berbagai macam teknologi komunikasi dan informasi?
Jawabannya adalah organisasi yang bersifat Plug and play. Organisasi bisa
mengarah kepada komunitas maya. Dan organisasi tersebut bisa dibilang sangat
ringan, sehingga ke depan, banyak organisasi induk yang punya anak cabang
bermacam-macam organisasi kecil yang menempel. Jika setelah selesai fungsinya,
organanisasi dapat bubar. Dan dalam waktu singkat pula dapat mengumpul lagi
untuk menjalankan sebuah fungsi.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan atau
leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip
dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia
(Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar
menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan
adanya beberapa kesamaan.
· Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
· Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
· Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
· Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
· Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
· Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
A. Tipe – Tipe
Kepemimpinan
1. Tipe Otokratis
Ciri-cirinya antara lain:
a. Mengandalkan kepada
kekuatan / kekuasaan
b. Menganggap dirinya
paling berkuasa
c. Keras dalam
mempertahankan prinsip
d. Jauh dari para bawahan
e. Perintah diberikan
secara paksa
2. Tipe Laissez Faire
Ciri-cirinya antara lain :
a. Memberi kebebasan
kepada para bawahan
b. Pimpinan tidak terlibat
dalam kegiatan
c. Semua pekerjaab dan
tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
d. Tidak mempunyai wibawa
e. Tidak ada koordinasi
dan pengawasan yang baik
3. Tipe Paternalistik
Ciri-cirinya antara lain :
a. Pemimpin bertindak
sebagai bapak
b. Memperlakukan bawahan
sebagai orang yang belum dewasa
c. Selalu memberikan
perlindungan
d. Keputusan ada ditangan
pemimpin
4. Tipe Kepemimpinan
Ciri-cirinya antara lain :
a. Dalam komunikasi
menggunakan saluran formal
b. Menggunakan sistem
komanda/perintah
c. Segala sesuatu bersifat
formal
d. Disiplin yang tinggi,
kadang bersifat kaku
5. Tipe Demokrati
Ciri- cirinya antara lain :
a. Berpatisipasi aktif
dalam kegiatan organisasi
b. Bersifat terbuka
c. Bawahan diberi
kesempatan untuk member saran dan ide – ide baru
d. Dalam pengambilan
keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat
e. Menghargai potensi
individu
6. Tipe Open Leadership
Tipe
ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal
pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.
B. Teori Kepemimpinan
1. Teori Great Man
Anda mungkin pernah mendengar bahwa ada
orang-orang tertentu yang memang "dilahirkan untuk memimpin". Menurut
teori ini, seorang pemimpin besar dilahirkan dengan karakteristik tertentu
seperti karisma, keyakinan, kecerdasan dan keterampilan sosial yang membuatnya
terlahir sebagai pemimpin alami. Teori great man mengasumsikan bahwa kapasitas
untuk memimpin adalah sesuatu yang melekat, pemimpin besar dilahirkan bukan
dibuat. Teori ini menggambarkan seorang pemimpin yang heroik dan ditakdirkan
untuk menjadi pemimpin karena kondisi sudah membutuhkannya.
2. Teori Sifat
Teori sifat berasumsi bahwa orang mewarisi sifat dan ciri-ciri tertentu yang membuat mereka lebih cocok untuk menjadi pemimpin. Teori sifat mengidentifikasi kepribadian tertentu atau karakteristik perilaku yang sama pada umumnya pemimpin. Sebagai contoh, ciri-ciri seperti ekstraversi, kepercayaan diri dan keberanian, semuanya adalah sifat potensial yang bisa dikaitkan dengan pemimpin besar. Jika ciri-ciri khusus adalah fitur kunci dari kepemimpinan, maka bagaimana menjelaskan orang-orang yang memiliki kualitas-kualitas tetapi bukan pemimpin? Pertanyaan ini adalah salah satu kesulitan dalam menggunakan teori sifat untuk menjelaskan kepemimpinan. Ada banyak orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian yang terkait dengan kepemimpinan namun tidak pernah mencari posisi kepemimpinan.
Teori sifat berasumsi bahwa orang mewarisi sifat dan ciri-ciri tertentu yang membuat mereka lebih cocok untuk menjadi pemimpin. Teori sifat mengidentifikasi kepribadian tertentu atau karakteristik perilaku yang sama pada umumnya pemimpin. Sebagai contoh, ciri-ciri seperti ekstraversi, kepercayaan diri dan keberanian, semuanya adalah sifat potensial yang bisa dikaitkan dengan pemimpin besar. Jika ciri-ciri khusus adalah fitur kunci dari kepemimpinan, maka bagaimana menjelaskan orang-orang yang memiliki kualitas-kualitas tetapi bukan pemimpin? Pertanyaan ini adalah salah satu kesulitan dalam menggunakan teori sifat untuk menjelaskan kepemimpinan. Ada banyak orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian yang terkait dengan kepemimpinan namun tidak pernah mencari posisi kepemimpinan.
3. Teori kontingensi
Teori kontingensi fokus pada variabel yang berkaitan dengan lingkungan yang mungkin menentukan gaya kepemimpinan tertentu yang paling cocok. Menurut teori ini, tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik dalam segala situasi. Kesuksesan tergantung pada sejumlah variabel, termasuk gaya kepemimpinan, kualitas para pengikut dan aspek situasi.
Teori kontingensi fokus pada variabel yang berkaitan dengan lingkungan yang mungkin menentukan gaya kepemimpinan tertentu yang paling cocok. Menurut teori ini, tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik dalam segala situasi. Kesuksesan tergantung pada sejumlah variabel, termasuk gaya kepemimpinan, kualitas para pengikut dan aspek situasi.
4. Teori Situasional
Teori Situasional mengusulkan bahwa pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan variabel situasional. Gaya kepemimpinan yang berbeda mungkin lebih tepat untuk jenis tertentu dalam pengambilan keputusan tertentu. Misalnya, seorang pemimpin berada dalam kelompok yang anggotanya berpengetahuan dan berpengalaman, gaya otoriter mungkin paling tepat. Dalam kasus lain di mana anggota kelompok adalah ahli yang terampil, gaya demokratis akan lebih efektif.
Teori Situasional mengusulkan bahwa pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan variabel situasional. Gaya kepemimpinan yang berbeda mungkin lebih tepat untuk jenis tertentu dalam pengambilan keputusan tertentu. Misalnya, seorang pemimpin berada dalam kelompok yang anggotanya berpengetahuan dan berpengalaman, gaya otoriter mungkin paling tepat. Dalam kasus lain di mana anggota kelompok adalah ahli yang terampil, gaya demokratis akan lebih efektif.
5. Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan didasarkan pada keyakinan bahwa pemimpin besar dibuat bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan para pemimpin bukan pada kualitas mental. Menurut teori ini, orang dapat belajar untuk menjadi pemimpin melalui pengajaran dan observasi.
Teori perilaku kepemimpinan didasarkan pada keyakinan bahwa pemimpin besar dibuat bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan para pemimpin bukan pada kualitas mental. Menurut teori ini, orang dapat belajar untuk menjadi pemimpin melalui pengajaran dan observasi.
6. Teori Partisipatif
Teori kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang ideal adalah mengambil masukan dari orang lain. Para pemimpin mendorong partisipasi dan kontribusi dari anggota kelompok dan membantu anggota kelompok merasa lebih berkomitmen terhadap proses pengambilan keputusan. Dalam teori partisipatif, bagaimanapun, pemimpin berhak untuk memungkinkan masukan pendapat dari orang lain
Teori kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang ideal adalah mengambil masukan dari orang lain. Para pemimpin mendorong partisipasi dan kontribusi dari anggota kelompok dan membantu anggota kelompok merasa lebih berkomitmen terhadap proses pengambilan keputusan. Dalam teori partisipatif, bagaimanapun, pemimpin berhak untuk memungkinkan masukan pendapat dari orang lain
7. Teori Manajemen
Teori manajemen juga dikenal sebagai teori transaksional, fokus pada peran pengawasan kinerja, organisasi dan kelompok. Teori ini berdasarkan pada sistem imbalan dan hukuman. Teori manajemen sering digunakan dalam bisnis, ketika karyawan berhasil mereka dihargai, ketika mereka gagal mereka ditegur atau dihukum.
Teori manajemen juga dikenal sebagai teori transaksional, fokus pada peran pengawasan kinerja, organisasi dan kelompok. Teori ini berdasarkan pada sistem imbalan dan hukuman. Teori manajemen sering digunakan dalam bisnis, ketika karyawan berhasil mereka dihargai, ketika mereka gagal mereka ditegur atau dihukum.
8. Teori Hubungan
Teori hubungan juga dikenal sebagai teori transformasi, fokus pada hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin transformasional memotivasi dan menginspirasi dengan membantu anggota kelompok melihat penting dan baiknya suatu tugas. Pemimpin fokus pada kinerja anggota kelompok dan juga ingin setiap orang untuk memaksimalkan potensinya. Pemimpin dengan gaya ini sering memiliki standar etika dan moral yg tinggi.
Teori hubungan juga dikenal sebagai teori transformasi, fokus pada hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin transformasional memotivasi dan menginspirasi dengan membantu anggota kelompok melihat penting dan baiknya suatu tugas. Pemimpin fokus pada kinerja anggota kelompok dan juga ingin setiap orang untuk memaksimalkan potensinya. Pemimpin dengan gaya ini sering memiliki standar etika dan moral yg tinggi.
Sumber :