Powered By Blogger

Kamis, 07 Januari 2016

Solusi untuk UKM warung makan "Sumber Sari"



Adanya Celah untuk korupsi di ukm Warteg “Sumber Sari”
            Ketidaksengajaan ini saya temukan ketika sedang membeli lauk untuk makan. Ternyata warung tersebut dikelola oleh orang lain / bukan sang owner sendiri. Sang owner tidak langsung turun tangan di warungnya karena sibuk. Sistem yang dia pakai adalah, masakan tersebut dibuat sendiri dirumah lalu diantarkan di warung dan dijaga oleh seorang pegawai. Dimana celah untuk sang pegawai melakukan kecurangan?
            Pada bagian sayur – sayurannya. Bagaimana demikian? Karena ada kalanya di sebuah warung makan seseorang hanya membeli sayurnya saja atau bahkan sambal nya saja, dan tidak ada ukuran pasti untuk sebuah sayur dan sambal. Maka dari itu uangnya bisa di simpan sendiri oleh sang pegawai tanpa adanya laporan.
            Saya mencoba memikirkan solusi untuk sang pemilik seandainya praktek ini dilakukan oleh sang pegawai. Tetapi saya pikir cukup sulit untuk mencari solusi dari sebuah sayur yang bahkan tidak ada ukuran pastinya, berbeda dengan lauk yang mungkin bisa dihitung dari rumah dengan hitungan yang pasti dan tidak akan ada sela untuk sang pegawai.
            Saya mencoba memikirkan agar setiap pegawai yang hanya membeli sayur, memberikan tanda tangannya untuk setiap pembelian. Tetapi saya pikir mustahil, karena terlalu menyusahkan sang pembeli dan terkesan tidak penting untuk sang pembeli dan tetap ada sela untuk sang pegawai memalsukan tanda tangan.
            Saya mencoba berpikir untuk solusi berikutnya yaitu dengan mengemas sayur tersebut dengan hitungan harga yaitu per 3000 rupiah. Tetapi menurut saya kembali kurang efektif untuk sang pembeli yang ingin makan langsung di tempat. Karena tidak mungkin setiap ada pelanggan yang datang dan ingin makan di tempat si pegawai harus membuka kemasan 3000 rupiah tersebut.
            Jadi menurut saya, satu satunya yang harus dilakukan si pemilik adalah dengan solusi kombinasi, yaitu dengan mengemas sayur dan meminimalisir pembuatan sayur untuk orang – orang yang makan di tempat agar sebisa mungkin si pegawai sulit untuk melakukan korupsi. Jadi sang pemilik mengemas sayur dengan harga 3000 rupiah tersebut untuk pelanggan yang sekiranya hanya membeli sayur untuk di bawa kerumah dan membuat sayur dengan tempat besar tetapi dengan stok yang disesuaikan penjualan untuk meminimalisir sang pegawai melakukan korupsi.
            Tentu solusi ini tetap memiliki kesempatan untuk di lakukannya korupsi, tetapi saya pikir ini masih solusi terbaik untuk sang pemilik setidaknya meminimalisir sang pegawai untuk melakukan korupsi

Gambaran Jurnal "Donat Bu Dian"


TGL
KETERANGAN
DEBET
KREDIT

Kas
700.000

Desember
Modal

700.000
2015
(Mencatat setoran modal)



Peralatan
550.000


Kas

550.000

(Mencatat pembelian peralatan pembuatan donat)



Persediaan
200.000


Kas

200.000

(Mencatat pembelian persediaan



Kas
32.000


Pendapatan

32.000

(Mencatat Pendapatan)



Piutang
120.000


Pendapatan

120.000

(Mencatat Pemesanan Donat 2 box @8.000 per box)



Biaya Gas
60.000


Kas

60.000

(Mencatat Pembelian Gas @20.000)



Kas
120.000


Piutang

120.000

(Mencatat Penerimaan Piutang)



 TOTAL
1.782.000
1.782.000

Jurnal Pembuatan Donat “Bu Dian”